
Di era di mana striker makin mirip gelandang, masih ada satu nama yang bikin bek ngeri karena ukurannya: Gianluca Scamacca. Tapi jangan salah—meskipun posturnya 1,95 meter dan kelihatan kayak tukang sikut, gaya mainnya teknikal, fleksibel, dan kadang unpredictable.
Setelah kariernya sempat nyangkut di Premier League bareng West Ham, Scamacca balik ke Italia dan sekarang jadi senjata utama Atalanta. Bukan cuma karena badannya, tapi karena gaya mainnya yang beda dari striker Serie A kebanyakan.
Awal Karier: Dari Roma ke Belanda, Bukan Jalan Lurus
Scamacca lahir 1 Januari 1999 di Roma. Tapi meskipun lahir di kota yang penuh klub besar, dia justru ngegas ke Belanda buat ngembangin karier, gabung akademi PSV Eindhoven di usia 16 tahun. Langkah ini cukup langka buat pemain Italia.
Dia dianggap “berani keluar dari zona nyaman,” dan itu nunjukin satu hal: mental petualang. Nggak takut ambil jalan beda buat berkembang.
Tapi setelah 2 tahun di Belanda, dia balik ke Italia dan masuk sistem Sassuolo, lalu mulai karier seniornya lewat berbagai peminjaman (Cremonese, Ascoli, Genoa).
Sassuolo: Tempat Scamacca Menemukan Kaki dan Karakter
Baru di Sassuolo Scamacca dapet jam main yang stabil dan sistem yang cocok. Di bawah pelatih Roberto De Zerbi, dia dikasih kebebasan buat eksplor:
- Main sebagai striker tunggal
- Kadang ditarik agak ke belakang
- Sering jadi pemantul atau target-man cerdas
Musim 2021/22 jadi titik puncaknya:
- 16 gol di Serie A
- Jadi top scorer Sassuolo
- Dapet panggilan Timnas Italia senior
- Gaya mainnya dibanding-bandingin sama Zlatan
Waktu itu hype-nya gila banget. Semua tim top Italia mulai ngelirik.
Gaya Main: Bukan Sekadar Tinggi, Tapi Juga Cerdas
Scamacca bukan tipe striker lamban yang nunggu umpan. Gaya main dia itu gabungan dari:
- Fisik kuat buat duel udara & tahan bola
- Kaki kanan powerful buat nembak dari jarak jauh
- Teknik oke buat kontrol & flick
- Tendangan jarak jauh yang bisa nyala kapan aja
- Sering banget cut-back atau drop deep bantu build-up
Lo bayangin striker jangkung, tapi bisa step over dan buka ruang sendiri. Itu Scamacca.
Pindah ke West Ham: Uang Besar, Harapan Tinggi, Tapi Belum Klik
Tahun 2022, West Ham United beli Scamacca seharga sekitar €36 juta. Ekspektasinya tinggi, karena dia datang sebagai striker utama yang bakal gantiin Michail Antonio.
Tapi Premier League keras. Gaya mainnya beda, intensitasnya lebih brutal. Scamacca:
- Sempat cetak beberapa gol penting
- Tapi sering cedera
- Sulit adaptasi dengan pressing dan fisik bertahan EPL
- Kena rotasi dan akhirnya kehilangan tempat
Musim debutnya ditutup dengan 8 gol di semua kompetisi. Bukan jelek, tapi jauh dari ekspektasi.
Balik ke Italia: Di Atalanta, Langsung “Nemu Rumah” Lagi
Musim panas 2023, Scamacca mutusin balik ke Italia dan gabung Atalanta. Banyak yang mikir dia “pulang kampung,” tapi sebenarnya ini reset karier.
Di bawah Gian Piero Gasperini, Scamacca langsung dikasih sistem yang cocok:
- Gelandang kreatif di belakangnya
- Kombinasi 2 striker di beberapa laga
- Support dari sayap dan second ball dari tengah
- Tekanan tinggi, tapi bola sering dikasih ke dia di zona nyaman
Dan bener aja—Scamacca langsung nyetel:
- Cetak 15+ gol di semua kompetisi
- Jadi top scorer Atalanta musim 2023/24
- Bawa klub ke final Eropa
- Gol-golnya penting dan banyak yang “striker banget”
Timnas Italia: Pelan-Pelan Jadi Andalan
Scamacca debut di Timnas senior pada 2021. Tapi karena Italia sempat eksperimen tanpa striker murni (false 9, dll), dia nggak langsung jadi pilihan utama.
Tapi sekarang, dengan:
- Immobile menurun
- Belotti out of form
- Retegui & Raspadori belum konsisten
Scamacca mulai dapet tempat di starting XI. Apalagi di Euro 2024, dia jadi striker utama dan udah mulai klik dengan pemain-pemain kayak Chiesa dan Pellegrini.
Skillset Langka di Sepak Bola Modern
Kenapa Scamacca beda?
- Striker tinggi tapi bisa nembak jarak jauh
- Bisa tahan bola dan kasih assist
- Jago link-up play, nggak egois
- Punya aura confident tapi nggak lebay
- Gaya mainnya raw but refined — kasar, tapi ada sentuhan elegan
Dia itu pemain yang kelihatan “old school,” tapi bisa main di sistem modern.
Tantangan Karier: Konsistensi dan Adaptasi
Tantangan Scamacca ke depan:
- Jaga level performa di atas 15 gol per musim
- Tahan cedera dan fisik biar nggak naik-turun
- Jadi pilihan utama di Timnas
- Nggak gampang goyah kalau pindah ke klub yang lebih besar
Dia punya bakat gede, tapi masih harus buktiin bahwa dia bukan one-season wonder.
Kenapa Gen Z Harus Lirik Scamacca?
Karena Scamacca itu:
- Bukti bahwa lo bisa bangkit dari “gagal EPL”
- Striker dengan vibes old school, tapi jago ngatur ritme modern
- Lo nggak harus jadi Haaland buat jadi striker berbahaya
- Lo bisa tetap eksplosif walau badan gede
Plus, attitude-nya cool. Nggak banyak drama, tapi main keras, kerja keras, dan tetap bawa style.
Kesimpulan: Gianluca Scamacca, Striker Italia yang Akhirnya Temukan Jalannya
Gianluca Scamacca pernah digadang-gadang jadi penerus striker legendaris Italia. Sempat mentok di Inggris, tapi sekarang dia udah nemu jalannya lagi bareng Atalanta.
Dia masih muda, skill-nya langka, dan punya potensi buat jadi striker utama Azzurri di tahun-tahun ke depan. Asal dia konsisten dan nggak tergelincir, Scamacca bisa naik level jadi top striker Eropa yang bukan cuma gede badannya — tapi juga gede pengaruhnya.